Senin, 19 Desember 2011

GEREJA DAN DUNIA


MATERI        :
Ada zaman di mana Gereja berpandangan sangat negative tentang dunia. Akan tetapi saat ini Gereja sudah berpandangan yang lebih positif terhadap dunia. Gereja mengakui otonomi dunia dan ingin berdialog dengan dunia. Dialog ini dapat memperkaya dan memberdayakan Gereja dalam usahanya menyelamatkan umat manusia.
Mendalami cerita tentang Keterbukaan Gereja.
MEMBUKA JENDELA-JENDELA VATIKAN
Ketika Roncalli dipilih menjadi Paus, salah satu tindakan pertama yang bernada simbolik adalah menyuruh supaya jendela-jendela Vatikan dibuka selebar-lebarnya. Kemudian, ia menjelaskan arti symbol membuka jendela-jendela Vatikan selebar-lebarnya itu, katanya : “Supaya udara yang bau busuk dapat keluar dan udara segar dapat masuk. Selain itu, supaya pandangan tidak terhalang, ia dapat melihat jauh keluar tembok-tembok Vatikan, yakni dapat melihat ke seluruh penjuru dunia”.
Roncalli yang memilih nama Yohanes XXIII, kemudian mengumumkan diadakannya Konsili Vatikan II. Dengan Konsili itu, Gereja sungguh-sungguh membuka dirinya bagi dunia. Dunia dilihat jauh lebih positif dibandingkan dengan masa-masa yang lampau. Paus Yohanes XXIII dengan motto “aggiornamento” sungguh-sungguh telah membaharui Gereja dan hubungannya dengan dunia. Konsili Vatikan II menjadi tonggak sejarah baru Gereja.
                                                                       Dari : Kumpulan Cerita Kateketis
Jawablah pertanyaan-pertanyaan untuk Refleksi berikut :
1.        Apa komentarmu atas cerita di atas ?
2.        Apa pesan cerita di atas bagi Gereja kita ?
3.        Konsili Vatikan II membawa banyak pembaharuan. Bagaimana pandangan Konsili tentang dunia ?
4.        Bagaimana hubugan Gereja dengan dunia ?

A.        HUBUNGAN GEREJA DAN DUNIA
Konsili Vatikan II sungguh telah memperbaharui Gereja dan hubungannya dengan dunia. Hubungan yang menjadi lebih baik ini disebabkan karena Gereja  mulai memiliki pandangan baru tentang dunia dan manusia. Ada baiknya kita melihat pandangan-pandangan baru tentang dunia dan manusia, kemudian kita melihat hubungan  antara Gereja  dan dunia serta alasan-alasan mengapa harus terjalin hubungan yang saling mengisi antara keduanya.
1.     Pandangan Baru Tentang Dunia dan Manusia.
a.  Dunia.
Pada masa lampau dunia seringkali dipandang negative sebagai dunia berdosa, sehingga terdapat gagasan bahwa dunia tidak berharga, berbahaya, jahat, dan tidak termasuk lingkup keselamatan manusia, bahkan merupakan halangan dan rintangan bagi manusia untuk mencapai keselamatannya. Pandangan demikian mungkin didasari oleh penafsiran secara dangkal terhadap teks Kitab Suci, misalnya :
1)  “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata, serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia” (1 Yoh 2: 15 – 16).
2)  “Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat” (1 Yoh 5 : 19).
3)  “Janganlah menjadi serupa dengan dunia” (Rm 12 : 2).
Dalam Injil ataupun dalam surat-surat, juga ditekankan bahwa dunia berdosa, dunia yang bermusuhan dengan Allah telah dikalahkan oleh Yesus (bdk. Yoh 16 : 33). Berkat salib Kristus, seorang Kristen hidup dalam dunia yang baru. Dunia yang terletak di dalam genggaman si jahat telah dikalahkan oleh Kristus seperti dikatakan Paulus : “Karena salib Kristus, bagiku dunia disalibkan dan akupun disalibkan bagi dunia” (Gal 6: 14).
Konsili Vatikan II mengajak kita untuk melihat dunia secara lebih positif.
Dunia dilihat sebagai seluruh keluarga manusia dengan segala hal yang ada di sekelilingnya. Dunia menjadi pentas berlangsungnya sejarah umat manusia. Dunia diciptakan dan dipelihara oleh cinta kasih Tuhan Pencipta. Dunia yang pernah jatuh menjadi budak dosa, kini telah dimerdekakan oleh Kristus yang telah disalibkan dan bangkit pula, untuk menghancurkan kekuasaan setan agar dunia dapat disusun kembali sesuai dengan rencana Allah dan mencapai kesempurnaan (G.S. 2)

b.  Manusia.
Menyangkut manusia kita bicarakan tentang martabat manusia, masyarakat manusia dan karya manusia.
1)  Martabat Manusia.
Sejak dahulu Gereja sudah selalu mengajarkan bahwa manusia mempunyai martabat yang luhur, karena manusia diciptakan menurut citra Allah dan dipanggil untuk memanusiawikan dan mengembangkan diri menyerupai Kristus, di mana citra Allah tampak secara utuh.
Manusia adalah ciptaan yang memiliki akal budi, kehendak bebas dan hati nurani. Ketiga-tiganya ini menunjukkan bahwa manusia adalah sebagai citra Allah, walaupun dpt disalahgunakan sehingga jatuh ke dalam dosa.
Manusia sungguh ciptaan yang istimewa, karena ia diciptakan demi dirinya sendiri, padahal makhluk lain diciptakan hanya untuk manusia.
2)  Masyarakat Manusia.
Pribadi manusia dan masyarakat memang saling bergantungan satu sama lain. Hal ini sesuai dengan rencana Tuhan karena manusia diciptakan sebagai makhluk yang bermasyarakat. Allah, yang memelihara segala sesuatu sebagai Bapa, menghendaki agar semua manusia membentuk satu keluarga dan memperlakukan seorang akan yang lain dengan jiwa persaudaraan (G.S. 24).
Kristus sendiri berdoa agar “Semua menjadi satu………….. seperti kita pun satu adanya” (Yak 17: 21-22).
3)  Usaha dan Karya Manusia.
Perkembangan dunia di segala bidang memang dikehendaki Tuhan dan manusia dipilih untuk menjadi “rekan kerja” Tuhan dalam melaksanakan perkembangan dunia.
Kebenaran ini perlu disadari pada masa kemajuan Ilmiah dan tehknik ini, supaya manusia tidak salah langkah. Usaha dan karya manusia apapun bentuknya mempunyai nilai yang luhur, karena dengan itu manusia menjadi partner Tuhan dalam menyempurnakan dan menyelamatkan dunia ini. Selanjutnya, dengan berkarya manusia bukan saja menyempurnakan bumi ini tetapi juga menyempurnakan dirinya sendiri.

2.     Hubungan Antara Gereja dan Dunia.
Menyangkut hubungan antara Gereja dan dunia dapat diangkat satu dua hal berikut ini :
a.  Gereja Postkonsilier melihat dirinya sebagai “Sakramen Keselamatan” bagi dunia. Gereja menjadi terang, garam dan ragi bagi dunia. Dunia menjadi tempat atau ladang, di mana Gereja berbhakti. Dunia tidak dihina dan dijauhi, tetapi didatangi dan ditawari keselamatan.
b.  Dunia dijadikan mitra Dialog. Gereja dapat menawarkan nilai-nilai Injili dan dapat mengembangkan kebudayaannya, adat istiadat, alam pikiran, ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga Gereja dapat lebih efektif menjalankan misinya di dunia.
c.  Gereja tetap menghadapi otonomi dunia dengan sifatnya yang sekuler, karena di dalamnya terkandung nilai-nilai yang dapat  mensejahterakan manusia dan membangun sendi-sendi kerajaan Allah.

Sebenarnya, Gereja dan dunia manusia merupakan realitas yang sama, seperti mata uang yang ada dua sisinya. Berbicara tentang Gereja berarti berbicara tentang dunia manusia. Bagi seorang Kristen berbicara tentang dunia manusia berarti berbicara tentang Gereja sebagai umat Allah yang sedang berziarah di dunia ini.

Mendalami Misi Gereja Terhadap Dunia.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan untuk Refleksi berikut :
Sesudah melihat hubungan Gereja dan dunia, apa kiranya tugas Gereja terhadap :
1.        Martabat manusia ?
2.        Masyarakat?
3.        Usaha dan karya manusia ?
4.        Hal-hal mendesak lainnya yang perlu menjadi perhatian Gereja ?
B.        MISI DAN TUGAS GEREJA DALAM DUNIA
Tugas Gereja adalah melanjutkan karya Yesus, yakni mewartakan Kerajaan Allah kepada seluruh umat manusia. Kerajaan Allah baru terwujud secara sempurna pada akhir zaman, tetapi kerajaan Allah harus diwujudkan mulai dari dunia ini.
Dalam Injil tersirat kesadaran bahwa misi atau tugas Gereja pertama-tama bukan “Penyebaran Agama”, melainkan kabar gembira (Kerajaan ALlah) yang relevan dan mengena pada situasi konkrit manusia dalam dunia yang majemuk ini.
Menjadi pelayan Kerajaan Allah berarti berusaha dengan segala macam cara ke arah terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah masyarakat, misalnya persaudaraan, kerja sama, dialog, solidaritas, keterbukaan, keadilan, hormat kepada hidup, memperhatikan yang lemah, miskin, tertindas, tersingkirkan dsb.
Bagi Gereja, mewartakan Injil berarti membawa kabar gembira ke segenap lapisan umat manusia, sehingga berkat dayanya kabar tersebut masuk ke dalam lubuk hati manusia dan membaharui umat manusia dari dalam. “Lihatlah Aku memperbaharui seluruh ciptaan” (EN 18).
Berikut disebutkan beberapa hal pokok seperti yang disarankan oleh Gaudium et Spes, yang harus menjadi perhatian Gereja masa kini, yakni :
1.     Martabat Manusia.
Manusia dewasa ini berada di jalan menuju pengembangan kepribadiannya yang lebih penuh dan menuju penemuan serta penebusan hak-haknya yang makin hari makin bertambah. Untuk itu Gereja dapat berperanan, antara lain :
a.  Membebaskan martabat kodrat manusia dari segala perubahan paham, misalnya terlalu menekankan dan mendewakan tubuh manusia atau sebaliknya.
b.  Menolak dengan tegas segala macam perbudakan dan pemerkosaan martabat dan pribadi manusia.
c.  Menempatkan dan memperjuangkan martabat manusia sesuai dengan maksud penciptanya.
2.     Peran Gereja dalam Masyarakat.
Dalam kehidupan bermasyarakat, Gereja dapat berperan antara lain sebagai berikut :
a.  Membangkitkan karya-karya yang melayani semua orang, terutama yang miskin, seperti karya-karya amal, dsb.
b.  Mendorong semua usaha ke arah persatuan, sosialisasi dan persekutuan yang sehat di bidang kewargaan dan ekonomi.
c.  Karena universalitasnya, Gereja dapat menjadi pengantara yang baik antara masyarakat dan Negara-negara yang berbeda-beda hidup budaya dan politik.
3.     Usaha dan Karya Manusia.
a.  Gereja akan tetap meyakinkan putra-putrinya dan dunia bahwa semua usaha manusia, betapapun kecilnya bila sesuai dengan kehendak Tuhan mempunyai nilai yang sangat tinggi, karena merupakan sumbangan pada pelaksanaan rencana Tuhan.
b.  Gereja akan tetap bersikap positif dan mendorong setiap kemajuan ilmiah dan teknik di dunia ini asal tidak menghalangi melainkan secara positif mengusahakan tercapainya tujuan akhir manusia.
c.  Akhirnya Konsili Vatikan II mencatat masalah-masalah yang dilihatnya sebagai masalah yang mendesak, yakni martabat pernikahan dan kehidupan keluarga, pengembangan kemajuan kebudayaan, kehidupan social ekonomi dan politik serta perdamaian dan persatuan bangsa-bangsa.

Mendalami Masalah-Masalah Pokok Bangsa Indonesia Yang Membutuhkan Perhatian Dan Penanganan Dari Gereja Indonesia.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan untuk Refleksi berikut :
1.        Bangsa kita lemah lama hidup dalam krisis multi dimensi. Apa saja yang kamu ketahui tentang :
a.        Keadaan lingkungan hidup di negeri kita?
b.        Situasi politik dan hukum di negeri kita?
c.        Situasi ekonomi masyarakat kita?
d.        Situasi budayaa dan pendidikan kita ?
2.         Menurut pendapatmu apa kiranya akar dari semua krisis Negara kita ini ?
3.        Apa yang dapat dibuat oleh Gereja Indonesia untuk menangani masalah-masalah itu ?


C.        MASALAH BANGSA DAN SUMBANGAN GEREJA INDONESIA DALAM PENANGANAN KRISIS MULTI DIMENSI.
1.     Situasi Negara Kita.
Negara kita sudah sejak lama mengalami krisis multy dimensi, antara lain :
a.  Krisis Lingkungan Hidup.
Alam negeri kita sering dirusak dan dieksploitasi secara tidak bertanggung jawab oleh tangan-tangan yang kotor dan bernafsu serakah. Kebakaran hutan yang menimbulkan bencana asap, penebangan hutan besar-besaran dan pencemaran lingkungan oleh pabrik-pabrik merupakan contoh-contoh yang menunjukkan bahwa alam kita sedang dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Kemajuan kita sering terarah pada “menguasai alam”.
b.  Krisis Ekonomi.
Telah banyak kemajuan yang telah dicapai dalam pembangunan di Indonesia. Namun, pembangunan yang kita gencarkan menimbulkan pula kesenjangan social yang sangat besar. Segelintir orang semakin kaya, semakin berkuasa dan semakin sewenang-wenang, sedangkan sebagian besar rakyat kita tetap miskin, bahkan semakin miskin. Timbul berbagai bentuk monopoli, kolosi, korupsi dan sebagainya. Kehidupan ekonomi kita masih kurang kokoh. Sekarang kita masih menghadapi krisis moneter, harga berbagai kebutuhan hidup dan jasa meningkat. Yang paling menderita selalu rakyat kecil.
c.  Krisis Politik.
Harus kita akui bahwa ada kemajuan di bidang politik, yakni masyarakat kita telah banyak belajar berdemokrasi dan  bersikap otonom. Ada suasana kebebasan. Namun, lembaga-lembaga yang menjamin kedaulatan rakyat tidak senantiasa berfungsi dengan baik. Hukum dan lembaga-lembaga hukum kadangkala tidak  tidak jalan. Kekuasaan legislative, eksekutif, yudikatif dan partai-partai digunakan untuk menjamin kepentingan diri sendiri atau golongannya/ kelompoknya sendiri. Korupsi dan kesewenang-wenangan terasa semakin subur.
d.  Krisis Budaya dan Pendidikan.
Cukup lama pembangunan negeri kita memalaikan pendekatan budaya. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan ekonomi dan politik. Mutu pendidikan kita terus merosot.
2.     Akar dari Semua Masalah.
Menurut banyak pakar dikatakan bahwa sumber dari semua krisis itu adalah krisis moral. Bangsa kita seperti kehilangan hati nurani. Hal buruk secara moral yang paling terasa adalah :
a.  Ketidakadilan : yang kaya dan berkuasa semakin Berjaya, sedangkan yang miskin (rakyat kecil) semakin terpuruk. Kesewenang-wenangan masih cukup banyak terjadi.
b.  Ketidakjujuran : melahirkan korupsi dan nepotisme. Kemunafikan dan formalism masih cukup terasa.
c.  Tidak adanya kesetiakawanan : keserakahan demi kepentingan diri sendiri dan golongan semakin merebak.
3.     Peranan dan sumbangan Gereja.
Dalam melaksanakan tugas kenabiannya, Gereja harus selalu berjuang dengan berbagai cara supaya keadilan, kejujuran dan kesetiakawanan ditegakkan. Gereja hendaklnya berjalan paling depan dalam gerakan menegakkan keadilan, kejujuran dan kesetiakawanan. Jika kita sungguh-sungguh menghayati keadilan, kejujuran dan kesetiakawanan, maka krisis ekonomi, politik, budaya dsb akan dapat teratasi.

EVALUASI
1.        APAKAH Gereja Indoesia cukup punya andil dalam pembangunan  negeri ini ? Jelaskan.
2.        Bagaimana supaya Gereja Indonesia lebih memiliki daya pikat di negeri ini ?

KITAB SUCI PERJANJIAN LAMA


Kitab Suci adalah Kitab Iman. Kitab Suci Perjanjian Lama adalah kitab iman bangsa Israel. Kitab Suci Perjanjian Baru adalah Kitab iman umat perdana. Untuk menjadi seorang yang sungguh beriman, kita harus akrab dengan Kitab Suci. Dalam Kitab Suci ini, kita dapat melihat dan menyadari bagaimana seharusnya kita beriman kepada Allah dan kepada Yesus Kristus. Kitab Suci Perjanjian Lama adalah Kitab iman bangsa Israel, dalam mana mengungkapkan bagaimana bangsa Israel bergumul untuk tetap beriman pada ALLAH.

Bacalah cerita Rakyat berikut!

TUHAN MENCIPTAKAN PRIA DAN WANITA
(Cerita rakyat sebuah suku di India)

Ada sebuah cerita yang mengisahkan bahwa manusia itu sebenarnya berasal dari pohon, yaitu pohon kehidupan. Ketika Tuhan menciptakan manusia, Ia mengambil batang dari pohon kehidupan itu dan memahatnya sesuai dengan gambaran manusia yang dipikirkan-Nya. Batang pohon itu agak keras dan banyak mata kayunya, sehingga agak lama Tuhan memahatnya. Sesudah selesai, Tuhan meniupkan napas-Nya ke dalam patung kayu yang keras itu dan terciptalah manusia pria pertama yang tegar dan kuat. Katika menciptakan wanita, Tuhan tidak menggunakan batang kayu itu lagi, tetapi ia memilih daun-daun yang halus dan bunga-bunga yang sedang mekar dari pohon itu. Ia merangkainya dengan indah sekali sesuai dengan gambaran wanita dalam pikiran-Nya. Kemudian meniupkan napasnya ke dalam rangkaian dedaunan dan bunga-bunga itu. Maka terciptalah wanita pertama yang cantik dan lemah gemulai.
Sejak saat itu semua pria tampak tegar dan perkasa seperti batang pohon dan semua wanita tampak cantik dan gemulai seperti dedaunan dan bunga-bunga. Sejak saat itu pula keduanya tidak dapat dipisahkan, seperti batang pohon dan daun-daunnya.
                                                                                   
Jawab pertanyaan berikut :
1.    Bagaimana perasaan dan pikiranmu mendengar cerita di atas?
2.    keyakinan apa yang terkandung dalam cerita dari suku bangsa yang menciptakan cerita itu ?
3.    apakah keyakinan itu tepat dan luhur? Mengapa?

Penjelasan
Setiap suku atau bangsa, tentu mempunyai pengalaman yang menggembirakan ataupun pengalaman duka dalam hubungan dengan alam, seperti pergantian musim, bencana banjir, dan pengalaman denganh sesama manusia, seperti persahabatan, perselisihan, perang dan sebagainya. Dari pengalaman dengan alam, manusia mulai bertanya dan berfikir dari mana semua isi ala mini. Mereka mungkin akan berfikir bahwa semua isi alam ini tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi berasal dari Yang Maha Kuasa, yang kemudian mereka namakan Dewa, Allah atau yang lainnya.
Dari pengalaman dengan sesame manusia, mereka mulai dapat berfikir, mengapa ada perang, mengapa ada kejahatan, mengapa ada dosa dan sebagainya. Mereka mungkin akan berfikir bahwa kejahatan tidak mungkin berasal dari Allah, tetapi tentu berasal dari manusia sendiri atau dari apa yg mereka namakan si jahat atau setan.
Penemuan-penemuan manusia mengenai isi alam, berasal adri Allah dan segala yang jahat berasal dari manusia atau si jahat, dapat menjadi keyakinan yang sangat kuat bagi suku bangsa itu. Keyakinan tersebut, kemudian mereka wariskan kepada anak cucu dalam bentuk cerita agar mudah dimengerti dan diingat.
Kiranya jelas, bahwa suku bangsa yang memiliki cerita di atas, mau mewariskan kepada anak anak cucunya ajaran atau keyakinan, bahwa :
1.         manusia, pria dan wanita, diciptakan Tuhan.
2.         manusia itu terdiri atas pria dan wanita yang berbeda secara jasmani dan rohani.
3.         baik pria  maupun wanita adalah ciptaan Allah yang indah.
Keyakinan dan kepercayaan bahwa manusia berasal dari Allah menjadi keyakinan yang teguh dari suku bangsa itu. Mungkin mereka yakin bahwa ajaran yang terkandung dalam cerita itu berasal dari Allah. Ajaran yang terkandung dalam cerita itu merupakan firman Allah yang harus dipercaya dan diwariskan secara turun temurun.
Silahkan anda menuliskan contoh salah satu keyakinan di daerah anda. Keyakinan tersebut bisa berupa keyakinan tentang suatu acara atau kegiatan (sekaten), tempat angker, kebiasaan yang dilarang (mis. Potong kuku di malam hari) dll.

Di dalam Kej 2 :7-9, 18: 21-23 (Tuhan Menjadikan Manusia Pria dan Wanita), bangsa Israel ingin mewariskan kepada anak cucunya ajaran dan keyakinan, bahwa :
1.    Manusia (pria dan wanita) diciptakan oleh Tuhan.
2.    Manusia (pria dan wanita) diciptakan untuk bersatu dan saling melengkapi.
3.    Pria dan wanita memiliki derajat yang sama.
Ajaran dan keyakinan ini, menjadi kepercayaan yang sangat kuat pada bangsa Israel. Mereka yakin bahwa ajaran yang ada dalam cerita itu berasal dari Allah. Dengan demikian harus dimengerti sebagai Firman Allah. Semua ini terjadi berkat Ilham dan bimbingan Roh Allah. Jadi, bukan firman langsung dari Tuhan, melainkan Firman Tuhan lewat pengalaman dan penemuan bangsa Israel, berkat Ilham dan bimbingan Roh Allah.  Seluruh KSPL adalah Kitab Iman bangsa Israel, bukan riwayat hidup dan sejarah  seseorang atau bangsa Israel.
KSPL, menceritakan dua bagian, yakni :
1.    Pra Sejarah (Kisah Penciptaan – Menara Babel – Kej 1 – 11).
2.    Sejarah Israel (Abraham – menjelang Yesus).
Proses terjadinya KSPL :
1.    1800 – 1600 S.M. Zaman Bapa-bapa bangsa (Abraham – Ishak – yakub) terdapat dlm Kej 12 – 50. Kisah ini diteruskan dg lesan turun temurun.
2.    1600 – 1225 S.M. Kisah bangsa Israel mengungsi ke Mesir, perbudakan di Mesir, dan pembebasan dari mesir sampai Perjanjian SINAI. Kisah ini juga diteruskan dengan Lesan turun temurun.
3.    1225 – 1030 S.M.  Perebutan tanah Kanaan dan Zaman Hakim-Hakim. Di samping cerita, pada masa ini juga sudah ada HUKUM.
4.    1030 – 930 S.M.   Periode Raja-Raja. Pada Zaman ini (Raja Saul, Daud dan Salomo), bagian-bagian dari KSPL sudah mulai ditulis, misalnya penciptaan manusia, manusia jatuh dalam dosa dan akibatnya, bapa-bapa bangsa, kisah para raja, beberapa bagian Mazmur, hukum-hukum.
5.    930 – 722 S.M.  Kerajaan Israel dan Yehuda. Sesudah Salomo wafat, Israel terpecah menjadi 2, kerajaan Utara (Israel) dan Kerajaan selatan (Yehuda). Israel hanya berlangsung sampai 722 S.M. Penulisan KSPL dilanjutkan, melengkapi Taurat Musa dan tambahan HUKUM. Disini juga muncul Pewartaan Para Nabi (Elia, Elisa, Hosea, Amos), dan mulai ditulis. Lihat di kitab ULANGAN.
6.    722 – 587 S.M.  Kerajaan Yehuda masih berlangsung, sampai akhirnya mereka dibuang ke Babilon (587 S.M.) Tradisi tertulis ttg kisah bapa-bapa bangsa mulai disatukan. Pewartaan para nabi ditulis  dan diteruskan secara lesan. Muncul tulisan tentang sejarah Israel, beberapa bagian Mazmur dan Amsal.
7.    586 – 539 S.M. Zaman pembuangan Babilon (Babel). Orang Israel dari kerajaan Yehuda, hidup dalam pembuangan kurang lebih 50 tahun. Penulisan dilanjutkan, muncul kitab RATAPAN, muncul hukum-hukum yang ada dalam IMAMAT.
8.    538 – 200 S.M. Sesudah pembuangan (Raja Persia mengalahkan Babilon), warga Israel boleh pulang. Kitab-kitab yang selesai masa ini, adalah : 5 kitab Taurat, sejarah Yosua, Hakim-hakim, 1 – 2 Samuel, Raja-raja, pemilihan 150 Mazmur, muncul beberapa tulisan kebijaksanaan.
9.    Dua abad terakhir ditulis kitab-kitab Daniel, Ester, Yudith, Tobit, 1 – 2 Makabe, Sirakh dan kebijakan Salomo.

Kanon Kitab Suci
Kanon adalah sebuah kata Yunani dan berasal dari Ibrani “Qane” yang berarti tongkat lurus/tongkat pengukur. Dalam bahasa Yunani, diartikan sebagai kaidah atau patokan. Sedang dalam bahasa Gereja, KANON berarti daftar resmi dari kitab-kitab yang menjadi ukuran, pedoman atau kaidah iman Gereja. DKL, Kanon berarti daftar kitab-kitab yang diterima Gereja sebagai Kitab Suci atau Kanonik.
Perjanjian Lama adalah perjanjian  yang telah diikat Tuhan dgn Umat Israel di Sinai (Kel 19 – 24). Kanon Kitab Suci orang Yahudi (Yamnia) digunakan sebagai dasar Kanon Kitab Suci orang Protestan. Mereka hanya menerima Kitab yang aslinya ditulis dalam bahasa Ibrani.  Gereja Para Rasul menggunakan Kitab Suci dalam Bahasa Yunani yang disebut Septuaginta (LXX), dalam mana Kitab ini terdiri dari Kitab yang ditulis  dalam bahasa Yunani dan Terjemahan Yunani dari bahasa Ibrani. Jadi jumlahnya lebih dibandingkan dengan Kanon Yahudi dan Kanon Protestan. Kitab Yamnia disebut Protokanonika, sedangkan kitab yang ditambahkan pada Kanon Katolik disebut Deuterokanonika (Kitab yg diterima kemudian sebagai kanon setelah Protokanonika).
Orang Katolik mengakui semua kitab itu (asli Yunani dan Ibrani), sehingga jumlah KSPL 46 kitab. Urutan dan pembagian KSPL dari Gereja Katolik berdasarkan jenis kesusasteraan dan isinya. Pembagian tersebut adalah sbb :
1.    Kelompok Pentateukh (Lima Gulungan):
Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan, pada umunya berbentuk cerita dan hukum yang memandang masa lampau ke awal dunia dan Israel.
2.    Kelompok Kitab Sejarah :
Yosua, Hakim-hakim, Rut, 1-2 Samuel, 1 -2 Raja-raja, 1-2 Tawarikh, Esra, Nehemia, Ester, Tobit, Yudith, 1-2 Makabe. Pada dasarnya menceritakan apa yg lampau yakni karya Allah pada Israel dan reaksi atau bagaimana Israel menghayati panggilannya.
3.    Kelompok Kitab Kebijaksanaan dan Nyanyian :
Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkotbah, Kidung Agung, Kebijaksanaan Salomo, Yesus Bin Sirakh. Pada dasarnya merefleksikan hidup, yakni menghayati hidup secara benar. Jadi melihat kearah yang sekarang, mengajarkan bagaimana menghayati hidup ini, sehingga sering pula disebut kitab DIDAKTIS.
4.    Kitab-Kitab Kenabian :
Yesaya, Yeremia, Ratapan, Barukh, Yehezkiel, Daniel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakaria, Maleakhi, Nahum. Berbicara tentang karya Allah di masa yang akan datang berdasarkan kenyataan dan pengalaman yang sekarang dan karya Allah di masa lampau. Pada umumnya kitab-kitab ini berbentuk Puisi.

A.        KITAB SUCI PERJANJIAN BARU
Tujuan :
1.    Menjelaskan proses terbentuknya  rasa cinta dan percaya kepada Yesus.
2.    Mendaftar dan mengelompokkan kitab-kitab perjanjian baru.
3.    Menjelaskan pentingnya dan cara-cara membaca dan mendalami kitab suci.

MATERI
Apabila kita menceritakan orang yang kita kagumi/ cintai, setelah dia meninggal, biasanya sudah diwarnai rasa cinta, kagum dan percaya pada tokoh tersebut. Karena di dalam tulisan tersebut, sebenarnya kita mau mengungkapkan kepercayaan dan cinta kita kepadanya. Demikian juga para penulis Injil yang menceritakan Yesus, disana diwarnai kekaguman, cinta dan kepercayaannya terhadap Yesus.
Sebagai contoh adalah Markus 1 : 9 – 11, “Yesus dibaptis Yohanes”, di sini mau mengungkapkan iman umat perdana & iman pengarang Injil, bahwa :
1.    Yesus mau dibaptis Yohanes, spt orla. Tampak kesetiakawanan Yesus dgn umat lain
2.    Setelah dibaptis, Allah melantik Yesus sebagai MESIAS.
Jadi Yesus adalah Mesias / Putra Allah, itulah iman umat perdana dan iman penginjil (Markus) yang diungkapkan dalam Kisah di atas. Kisah itu sudah sangat diwarnai oleh iman mereka terhadap Kristus yang telah bangkit.
Ketika Yesus masih hidup, tidak ada orang yang mencatat apa yang diperbuat dan dikatakan Yesus, Tetapi setelah Yesus bangkit, murid-murid dan pengagumNya, tiba-tiba mendapat semangat yang luar biasa untuk menceritakan dan mewartakan Yesus dari Nasaret yang sudah disalib. Mereka yakin bahwa Allah telah membangkitkanNya dan akhirnya mereka menyetujui serta membenarkan segala tindakan dan perkataan Yesus. Mereka mulai bercerita dan mewartakan tentang Yesus,  ajaran dan tindakan-Nya. Tetapi, semua kisah tersebut, sudah sangat diwarnai oleh rasa cinta, kagum dan kepercayaan mereka terhadap Yesus. Banyak kisah tentang Yesus beredar di antara pengikut-pengikutnya.
Sekitar 60 – 90 tahun kemudian, muncullah pikiran di antara murid-murid Yesus untuk menuliskan tentang Yesus (hidup-Nya, ajaran-Nya dan tindakan-Nya). Dengan bimbingan RohKudus, mereka menuliskan kisah tentang Yesus. Mereka menulis tentang Yesus berdasarkan cerita-cerita dari para pengikut-Nya dan para saksi mata yang sudah beredar dan berkembang luas di tengah umat dan sudah sangat diwarnai oleh rasa kagum, cinta dan iman mereka kepada-Nya (bdk. Luk 1: 1 - 4).
Tulisan dalam KSPB, bukanlah laporan atau sejarah yang teliti, tetapi buku IMAN dan CINTA UMAT PERDANA kepada Yesus. Sehingga tulisan tersebut dipengaruhi  IMAN dan MAKSUD/ TUJUAN dari pengarangnya. Jadi tidak perlu heran kalau ada perbedaan.
Proses Terjadinya KSPB :
1.    7/6 S.M. – 30 Masehi. Periode hidup Yesus.
Yesus lahir kurang lebih tahun 7/6 S.M. dibaptis kira-kira 27/28 Masehi. Berkarya mewartakan kabar baik (Euangelion/ Evangelisasi) tentang KERAJAAN ALLAH kurang lebih 3 tahun, sampai akhirnya disalib.
2.    90 – 120 Masehi. Penyusunan Kitab Suci Perjanjian Baru.
Yesus  yang wafat ternyata dialami sebagai Yesus yang Hidup, yang mengumpulkan murid Yesus, memberi daya hidup baru, sehingga mereka percaya bahwa Yesus bangkit. Dalam terang kebangkitan ini, para murid mewartakan Yesus, kepada orang-2 Yahudi, berkembang pada orang bukan Yahudi. Mula-mula hanya pewartaan lesan, tetapi setelah berkembang, mereka berhubungan satu dengan yg lain melalui utusan atau surat-surat (bdk. Kis 15 : 2 – 20). Para rasul dengan  alasan tertentu mengirim surat kepada jemaat atau orang perorangan (lih. 2 Tes 2:2).
Kemudian orang mulai menulis beberapa pokok iman yang penting dan beberapa cerita serta sabda-sabda Yesus.
3.    120 – 400 Masehi. Pembentukan Kanon (Daftar Resmi KSPB).
Banyak karangan tentang Yesus yang beredar, dan ini membingungkan umat, mana yang asli dan mana yang palsu. Akhirnya, dalam kurun waktu tersebut, Gereja menetapkan 27 Kitab sebagai kanonik, diakui sebagai Kitab Suci.
Sedangkan pembagian dari Kitab Suci Perjanjian Baru adalah sebagai berikut :
1.    Kitab Injil.
2.    Kisah Para Rasul.
3.    Surat-Surat Paulus.
4.    Surat kepada orang Ibrani.
5.    Surat-surat Katolik.
6.    Wahyu.
Orang Katolik harus membaca dan mendalami Sabda Tuhan yang terdapat di dalam Kitab Suci, dengan alasan :
1.    Sarana utama untuk mengenal Kristus adalah Kitab Suci (St Hieronimus).
2.    Iman akan tumbuh dan berkembang, kalau membaca Kitab Suci. (2 Tim 3 : 16 – 17).
3.    Kitab suci adalah buku IMAN Gereja, sabda Allah dalam bahasa manusia.
4.    Dengan Kitab Suci, kita semakin dapat bersatu dengan saudara-saudari dari Gereja Kristen lain.
Syarat Membaca Kitab Suci dalam rangka membina Iman kita, adalah :
1.    Iman dan keyakinan, bahwa Kitab Suci merupakan kitab yang dipakai Tuhan untuk berfirman.
2.    Tekun dan biasa membaca Kitab Suci, sehingga muncul hasrat untuk memperdalam dan  memperluas pengetahuan tentang isi/ pesan KS bagi diri kita.